Dampak Konflik Amerika-Iran Terhadap
Perekonomian Indonesia
Eskalasi suhu politik di Timur Tengah berimbas hingga ke
Indonesia. Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran membuat indeks harga saham
gabungan memerah dan kurs rupiah terhadap dolar AS melemah. Iran
menggempur pangkalan udara Irak Al Asad pada Rabu pagi, 8 Januari 2020 yang
menampung pasukan Amerika Serikat. Serangan dilakukan beberapa jam seusai
pemakaman Jenderal Iran Qasem Soleimani, komandan militer terkemuka Iran
tersebut. Selain kurs rupiah, indeks harga saham gabungan juga ikut memerah.
Pada penutupan perdagangan hari-h serangan, Rabu, 8 Januari 2020, IHSG ditutup
melemah 53,66 poin atau 0,85 persen ke posisi 6.225,69. Sementara kelompok 45
saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,19 poin atau 0,91 persen
menjadi 1.014,64.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran mengerek pula harga
minyak dan emas. Harga minyak melonjak tinggi level US$ 6 5 per barel di New
York setelah Iran menembakkan roket ke pangkalan udara AS. Tak hanya harga
minyak, harga emas juga ikut meroket. Di Indonesia bahkan harga emas batangan
Antam telah mencapai hampir Rp 800 ribu per gram. Harga minyak mentah telah
naik sekitar 6 persen sejak Amerika membunuh Soleimani dalam serangannya pekan
lalu. Peristiwa ini memicu kemarahan pemerintah Iran yang berjanji akan
membalaskan kematian Soleimani. Pakar Timur Tengah dari Universitas Padjajaran,
Dina Sulaeman, mengatakan hubungan Indonesia dengan masing-masing AS dan Irak
baik, sehingga dampak bilateral dalam konteks konflik ini tidak akan
terpengaruh. Namun, dampak yang mungkin dialami Indonesia adalah
sebagai ekses, atau sampingan, jika konflik diantara dua negara itu terus
mengalami eskalasi dan kemudian terjadi perpecahan perang. Dalam hal ini,
Dina menyebutkan bahwa jika perang terjadi, ekonomi dunia akan
terguncang dan Indonesia akan kena imbasnya juga. Hal ini, kata dia, terutama
menyangkut ketersediaan minyak, mengingat ancaman Iran terkait penutupan sebuah
selat di wilayahnya yang dilalui pengangkutan sekitar sepertiga minyak dunia. Ia
menambahkan bahwa selain ekonomi, ada juga kemungkinan berdampak pada sektor
keamanan. Ia sebut bahwa konflik terbaru antar kedua negara yang sudah
berlawanan ini, diawali dengan kematian seorang jenderal di Iran yang sangat
aktif melawan ISIS di Suriah maupun di Irak. Pemerintah Indonesia
telah mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Amerika Serikat (AS) yang makin
memanas pekan ini.
Pengaruh yang akan terasa adalah peredaran harga minyak dunia.
Salah satu cara yang sedang diupayakan adalah dengan membangun kilang
pengolahan atau refinery dan juga bagaimana lifting sekarang sumur-sumur minyak
Pertamina harus segera dikerjasamakan dengan banyak pihak, tidak bisa dikontrol
sendiri oleh Pertamina, supaya ada kembali sumber baru minyak.Harga patokan
minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari melonjak
1,87 dolar AS menjadi menetap pada 63,05 dolar AS per barel di New York
Mercantile Exchange, setelah diperdagangkan setinggi 64,09 dolar. Sementara itu
patokan harga minyak lainya, minyak mentah brent untuk pengiriman Maret
melonjak 2,35 dolar menjadi ditutup pada 68,60 dolar per barel di London ICE Futures
Exchange. Para pedagang khawatir bahwa meningkatnya ketegangan di Timur Tengah
dapat berdampak pada produksi energi di wilayah kaya minyak itu, yang
menyumbang hampir sepertiga dari pasokan minyak global, kata para ahli.